Jumat, 20 Februari 2009

Tips Memulai Berwirausaha (Setelah Terkena PHK)

Biososioekonomi adalah teori ekonomi jalan ketiga atau jalan tengah antara kapitalisme dengan komunisme. Sebagai jalan tengah, biosoioekonomi tidak anti bisnis atau apriori terhadap laba. Namun karena biososioekonomi adalah teori ekonomi makro maka jarang membahas atau membicarakan bisnis dan kewirausahaan secara partikular (mikro). Kalau saya memposting tulisan ini karena alasan pribadi untuk berbagi pengalaman dan pengetahuan yang saya dapatkan setelah menggeluti dunia wirausaha mulai dari 14 tahun lalu setelah saya jobless.

Saat ini, secara finansial, saya bukanlah wirausahawan yang sukses. Meskipun secara spiritual bisa dibilang sangat sukses. Mengingat banyaknya orang yang terkena PHK maka saya merasa perlu untuk membagikan tips memulai wirausaha ini. Langkah untuk memulai berwirausaha perlu Anda pertimbangkan saat ini, terlepas nantinya apakah Anda akan menjadi karyawan lagi atau tidak.

Untuk memulai berwirausaha beberapa tips berikut ini perlu Anda simak:

1. Siapkan Sikap dan Mental Kita
Profesi sebagai wirausahawan dan karyawan tentu sangat berbeda. Untuk itu Anda perlu memahami perbedaannya dan meyiapkan sikap dan mental Anda untuk memulai berwirausaha. Perbedaan yang menyolok antara wirausahawan dengan karyawan adalah pada fasilitas dan hasil. Untuk bekerja, seorang karyawan memperoleh fasilitas dari kantor seperti komputer, telepon, pulsa, meja kerja, alat transportasi dan sebagainya. Kemudian di akhir bulan akan menerima gaji. Sedangkan sebagai wirausahawan Anda harus menyiapkan sendiri kelengkapan kerjanya dan harus menghasilkan transaksi kalau mau menerima laba atau income. Pendapatan seorang wirausahawan mungkin akan diterima beberapa jam, hari, akhir bulan, atau beberapa bulan setelah memulai aktivitasnya, tergantung jenis usaha yang digeluti.

2. Mulai dari yang Anda Miliki
Tidak sedikit wirausahawan yang sukses mulai dari apa yang mereka miliki saat mereka memulai usaha. Mulai dari garasi sebagai tempat aktifitasnya bahkan mulai dari apa yang ada dalam diri sendiri. Untuk itu Anda perlu mengenal diri sendiri seperti bakat, pengalaman, ketrampilan, hobi, jejaring sosial (pertemanan), termasuk harta benda seperti tabungan, hp, PDA, alat transportasi, rumah, atau bahkan kampung halaman Anda yang mungkin memiliki pemandangan yang indah atau kekayaan budayanya. Saya memulai usaha memasarkan polis asuransi jiwa hanya bermodalkan tas dan pakaian kerja kantoran (termasuk sebuah dasi) yang waktu itu memang sudah saya miliki tanpa alat komunikasi bergerak seperti pager dan hp. Pada saat itu (Agustus 1994) ponsel belum memasyarakat seperti sekarang. Kenalan saya yang sekarang sukses sebagai agen properti memulai usaha broker properti (sekitar tahun 1998) tanpa memiliki hp, hanya pager. Padahal tahun 1998 sudah banyak orang memiliki hp termasuk saya.

Jangan meminjam uang dari siapapun untuk memulai usaha termasuk untuk investasi perlengkapan kerja (alat produksi) atau terlalu banyak stok barang dagangan dibandingkan kekayaan Anda.

3. Temukan Peluang atau Permintaan Pasar
Langkah berikutnya yang teramat penting adalah menemukan peluang atau permintaan pasar. seseorang membeli produk atau jasa kita karena kebutuhan dan keinginannya terpenuhi. Kegiatan menemukan peluang merupakan bagian yang terpenting dari kewirausahaan. Hal ini bisa dipelajari. Di dalam situasi krisis seperti ini peluang selalu ada. Setiap perubahan selalu memunculkan peluang baru. Dalam kondisi seperti ini biasaya konsumen baik rumah tangga atau perusahaan melakukan efisiensi. Kalau Anda bisa menyediakan produk atau jasa yang lebih murah, kemungkinan anda untuk sukses cukup besar. Produk itu tidak harus Anda buat sendiri. Anda bisa hanya menjual atau memasarkannya. Beberapa karyawan mungkin akan mengurangi anggaran makannya, misalnya dari Rp 5.000 ,- s/d Rp 8.000,- menjadi Rp 2.000,- s/d Rp 3.000,-. Ini adalah peluang yang bagus untuk produk arem-arem (lontong isi) yang bisa Anda buat sendiri.

Survey peluang usaha juga bisa Anda lakukan secara tidak langsung dengan memanfaatkan search engine Google di internet. Kalau Anda ingin membuat toko perlengkapan bayi on line, misalnya, Anda harus tahu siapa pesaingnya. Pesaing itu bisa kita selidiki dengan mengetikkan kata-kata toko perlengkapan bayi pada search engine Google. Berapa harga jual produk pesaing tersebut? Apakah Anda bisa menyediakan produk yang lebih murah dengan layanan yang baik? Atau kalau kampung halaman Anda memiliki potensi wisata yang bagus, coba selidiki dengan search engine apakah sudah ada yang mempromosikan atau meperkenalkan kepada calon konsumen?

Peluang usaha juga bisa diperoleh melalui limpahan order. Ini biasanya terjadi pada produk kerajinan tangan. Kalau Anda mempunyai teman atau saudara yang biasa bergerak pada bidang tersebut mungkin sedang mendapatkan order berlimpah sehingga tidak mungkin mengerjakannya sendiri. Kalau pekerjaan Anda baik dan dapat diandalkan, Anda bisa menangkap peluang tersebut.

Kalau sudah menemukan peluang yang bagus, maka pekerjaan menjual menjadi lebih mudah atau bahkan sangat mudah. Produk yang cepat terjual dengan sendirinya maka berarti produk itu benar-benar memenuhi kebutuhan dan keinginan pasar.

4. Kerjakan dengan Senang Hati
Bisa jadi Anda menemukan peluang pasar yang bagus dan sesuai dengan kondisi Anda (apa yang Anda miliki) saat ini tetapi Anda kurang menyenangi pekerjaan tersebut. Dalam kondisi seperti ini kedewasaan dan kelenturan jiwa Anda untuk berubah sedang diuji. Tidak sedikit orang yang sukses di suatu bidang usaha, awalnya memasuki bidang tersebut agak terpaksa. Tetapi mereka kemudian mau berubah dan menekuninya dengan senang hati dan penuh penghayatan.

Hal ini lebih baik dari pada Anda mengerjakan apa yang menyenangkan hati Anda tetapi pasarnya sudah jenuh atau sangat kecil. Dalam kondisi jobless, apa yang bisa menghasilkan uang dengan segera sebaiknya dirioritaskan.

Juga kalau Anda menemukan peluang yang bagus tetapi tidak terjangkau oleh kondisi keuangan Anda karena membutuhkan modal besar. Peluang seperti itu sebaiknya dilupakan saja. Kalau Anda bisa menghasilkan uang dari aktivitas Anda, lama-lama Anda akan menyenangi pekerjaan yang awalnya terlihat kurang menyenangkan. Mereka yang sukses biasanya menekuni pekerjaannya dengan senang hati dan penuh penghayatan.

5. Hemat
Menjadi karyawan jelas berbeda dengan wirausahawan. Seorang karyawan biasanya pemasukan dan pengeluarannya sangat teratur dan mudah dipredikisi. Sementara untuk seorang wirausahawan tidak. Apalagi pada awal-awal memulai usahanya atau saat terjadi gejolak ekonomi. Untuk itu Anda harus melakukan penghematan. Selidikilah pengeluaran Anda, khususnya yang besar dan rutin. Dari situ Anda bisa mencoba untuk memangkasnya. Termasuk kalau Anda memiliki barang yang tidak produktif. Perhitungkanlah untuk menjualnya terutama apabila Anda menemukan peluang yang bagus yang layak ditekuni dan menuntut Anda untuk menjual barang-barang yang tidak produktif untuk menambah modal.

Anda harus berpegang pada asas manfaat dari pada kenikmatan dan kenyamanan. Pengeluaran yang tidak ada manfaatnya harus Anda hindari. kalau saat ini Anda kost di kamar ber AC, misalnya, pindahlah ke kamar yang non AC. Penghematan Rp 300.000,- s/d Rp 500.ooo,- per bulan sangat besar artinya. Demikian juga kalau Anda terbiasa minum es teh manis di warung, hematlah dengan minum air putih saja.

Demikian juga nanti kalau Anda sudah menghasilkan uang. Jangan membeli barang-barang yang tidak langsung menunjang bidang wirausaha Anda. Saya pernah bertahun-tahun tidak memiliki TV, karena TV tidak menunjang pekerjaan saya secara langsung.

6. Ulet
Seorang karyawan di akhir bulan pasti akan menerima gaji, baik atau buruk pekerjaannya. Bahkan di hadapan atasan, bisa membuat dalih atas kegagalannya. Bagi seorang wirausahawan, tidak ada gunanya membuat dalih. Yang diperlukan adalah mencari solusi atas hambatan dan tantangan yang ada di lapangan sampai berhasil menghasilkan transakasi.

Kolonel Sander berkali-kali ditolak sebelum berhasil dengan jaringan fast food Kentucky Fried Chicken-nya. Teh botol Sosro, awalnya juga mengalami penolakan. Penolakan adalah suatu tantangan. Di antara sekian yang menolak pasti ada yang menerima. Penolakan adalah bagian dari liku-liku kehidupan. Yang penting adalah keuletan untuk menghasilkan transaksi penjualan dan memperoleh laba atau komisi.

7. Konsisten (Ajeg)
Betapa jengkelnya hati kita kalau kita mau makan di suatu warung makan tetapi setelah sampai ternyata warung itu tutup. Apalagi kalau kita buru-buru. Kita kehilangan waktu untuk mencari warung makan lain. Warung makan yang tidak konsisten (tidak ajeg) jam bukanya, lama-lama akan ditinggalkan pembeli.

Konsistensi meningkatkan penghargaan diri kita di mata konsumen atau rekan bisnis. Di mata mereka kita adalah pelaku yang bisa diandalkan. Dengan konsistensi yang terjaga lama dan terus-menerus, kita akan menempati prioritas pertama untuk dibeli produknya atau diajak kerja sama.

8. Promosikan dan Komunikasikan
Dengan mempromosikan dan mengkomunikasikan produk dan diri kita maka kita akan semakin dikenal luas baik oleh konsumen lama atau calon konsumen. Untuk bisa memilih media promosi yang tepat dengan biaya yang rasional, kita harus mengenal konsumen kita. Dari mana atau melalui apa mereka mencari informasi akan kebutuhan dan keinginannya. Apakah dari mulut ke mulut (saudara, teman, tetangga), dari surat kabar, dari papan/spanduk yang kita pasang, dari internet atau media lain.

Beberapa orang mungkin sudah terbiasa dengan internet sehingga akan mencari barang kebutuhannya dengan menggunakan search engine di internet. Sedangkan beberapa orang lain tidak terbiasa tau malahan gaptek (gagap teknologi). Hal itu tidak berkorelasi dengan kekayaan seseorang. Sembilan atau delapan tahun yang lalu ketika saya memulai usaha agen properti sebagai marketing associate, tidak banyak orang-orang berduit yang melihat iklan properti melalui internet. Pada waktu itu internet hanya diakses mahasiswa, karyawan muda, atau sekretaris. Bahkan sampai saat ini, rumah yang berharga di atas Rp 3 milyar tidak banyak mendapat respon ketika diiklankan melalui internet oleh situs yang terkenal sekalipun.

Kalau produk yang anda iklankan adalah tempat wisata yang banyak dikunjungi orang asing, mungkin iklan melalui nternet bisa menarik banyak pengunjung. Banyak penyedia situs gratis seperti blogspot yang bisa dibuat dengan mengunjungi situs www.blogger.com Ada juga situs mobile yang bisa dibuat dengan mengunjungi www.mobisitegalore.com yang juga gratis. Kalau alamat blogspot situs Anda terlalu panjang, Anda bisa menggantinya dengan .co.cc (dot co dot cc) yang juga gratis (lihat buku Most Wanted Blogging Tips-reloaded-Karya Ridwan Sanjaya terbitan Elex Media Komputindo). Membuat situs dengan Blog atau Mobi Site Galore sangat mudah, semudah mengetik, tidak perlu menguasi HTML (suatu bahasa pemrograman). Mobi Site Galore bahkan bisa meng-upload foto langsung dari hp. Situs-situs tersebut bisa dipasangi iklan dan Anda pemilik situs akan mendapat uang dari iklan tersebut. Anda bisa mempelajarinya lebih lanjut melalui buku-buku yang banyak tersedia di toko buku.

Untuk berpromosi Anda perlu menggunakan media yang tepat dengan dukungan dana yang memadai sesuai kondisi Anda.

9. Perbaiki Diri
Sebagai seseorang yang hidup dari laba usaha atau komisi, memperbaiki diri terus menerus adalah keharusan untuk bisa survive. Bukan hanya pada masa pembelajaran, tetapi juga pada saat mapan dan saat situasi sekliling beubah. Kalau kita gagal, maka yang perlu dikoreksi adalah diri sendiri bukan orang lain atau lingkungan sekitar yang tidak bisa kita kendalikan.

Begitulah tips memulai usaha bagi mereka yang terkena PHK yang diringkaskan sbb:
  1. Siapkan Sikap dan Mental Kita
  2. Mulai dari Apa yang Kita Miliki
  3. Temukan Peluang atau Permintaan Pasar
  4. Kerjakan dengan Senang Hati
  5. Hemat
  6. Ulet
  7. Konsisten (Ajeg)
  8. Promosikan dan Komunikasikan
  9. Perbaiki Diri
Semoga bermanfaat dan Anda sukses menekuni bidang baru Anda.

1 komentar:

  1. sebaiknya jgn nunggu PHK dulu ya, tapi mulai berwirausaha beriringan dgn pekerjaan utama. Mgkn bisa dikelola oleh istri (bagi yg udah punya) atau minta bantuan saudara atau menggaji karyawan..

    BalasHapus